Leadership LP3I Terimplementasi dalam Keluarga Kami, ikang fawzi, marissa haque, isabella fawzi, ch

Leadership LP3I Terimplementasi dalam Keluarga Kami, ikang fawzi, marissa haque, isabella fawzi, ch
Leadership LP3I Terimplementasi dalam Keluarga Kami, ikang fawzi, marissa haque, isabella fawzi, chikita fawzi

Rabu, 17 Agustus 2011

Bagus Juga Kalau alumni LP3I Jumpa Keluarga Besar Christian Gonzales: Marissa Haque & Ikang Fawzi


Liputan6.com, Jakarta:
Sumber (1):  http://tv.liputan6.com/main/read/8/1061798/0/ketika-para-selebritis-saling-mengagumi

Sumber (2):  http://id.berita.yahoo.com/foto/ketika-p…
13th Agustus 2011, posted in My Family Story

ikang-fawzi-gonzales-marissa-haque-eva-siregar-golzales-isabela-fawzi
Diam-diam istri pesepakbola nasional Christian Gonzales, Eva Gonzales, mengagumi pasangan artis senior Ikang Fawzi dan Marissa Haque. Eva pun mengundang artis idolanya itu untuk menghadiri acara ulang tahun putri pertamanya, Amanda Gonzales, yang ke-17. Eva mengaku tidak menyangka jika pasangan yang kini lebih aktif bergelut di dunia politik itu mau hadir di pesta ulang tahun anaknya.

“Ini idola saya sama suami saya. Ini bener-bener reunian dari saya kecil mereka bener-bener udah di langit. Jadi mana mungkin kenal sama saya,” puji Eva Gonzales kepada pasangan yang kini masih tampak mesra, seperti ditayangkan Status Selebritis di SCTV, Sabtu (13/8).

Ternyata, Ikang dan Marissa juga nge-fans dengan perfoma Christian Gonzales di lapangan. Baik Ikang maupun Marissa pun ikut memuji idolanya itu. “Kita tuh seneng banget sama Christian Gonzales apalagi waktu kemaren membela Indonesia. Di saat Indonesia tengah lesuh, Gonzales mampu mengangkat kembali nama timnas Indonesia,” puji pria yang bernama lengkap Ahmad Zulfikar Fawzi.(APY/ANS)

“Keluarga Gonzales Timnas yang Sangat Ramah: Marissa Haque & Ikang Fawzi”

Sumber:http://chikitafawzi.blogdetik.com/2011/08/13/keluarga-gonzales-timnas-yang-sangat-ramah-marissa-haque-ikang-fawzi/

Kehidupan Silaturahim Kami dalam Jumpa Keluarga Besar Christian Gonzales: Marissa Haque & Ikang Fawzi

Minggu, 14 Agustus 2011

"Mengajak Para Alumni LP3I Bergabung dengan BIL (Brother in Law) Lovers: dalam Marissa Haque Fawzi"



"BIL (Brother in Law) Lovers: dalam Marissa Haque Fawzi"
Yuk gabung dengan BIL Lovers (the Brother in Law) dengan Ikang Fawzi, Ekki Soekarno, dan Gilang Ramadhan.
Kindly please enter this address mentioned, as follow: http://www.youtube.com/watch?v​=_sALdI_Lwwc,  
 Regards, Marissa Haque Fawzi

Senin, 11 Juli 2011

Semangat BIL Project akan Ditularkan kepada Siswa-siswi LP3I saat Promo Bulan Depan

Ikang Fawzi is Back!


YA, rocker matang era-80an itu rupanya gatal berteriak dan berjingkrak seperti pada masa kejayaaanya dulu. Suami aktris senior Marissa Haque itu memutuskan untuk kembali eksis di industri musik Tanah Air.

Ikang-Fawzi-Anggie-BI"Main musik itu suatu berkah untuk orang lain, makanya saya pun merasa bersalah kalau enggak bisa menghasilkan sebuah karya lagi, jadi saya putuskan untuk aktif (menyanyi) lagi," bilang Ikang saat menggelar konser "Go Clean" di Gedung Bentara Budaya, Palmerah, Jakarta Barat, baru-baru ini.

Akan tetapi, rocker yang identik dengan lagu Preman itu tak kembali ke panggung musik dengan bersolo karier. Kali ini, dia turut mengajak saudara-saudara iparnya, yakni Ekki Soekarno (suami Soraya Haque) dan Gilang Ramadhan (suami Shahnaz Haque) membentuk sebuah band bernama Brother In Law (BIL) Project.

Konsep untuk membentuk band dengan saudara ipar sudah lama direncanakan pria berusia 51 tahun ini. Namun, baru tahun ini pelantun soundtrack film legendaris Catatan Si Boy itu berhasil mengajak mereka mengeluarkan sebuah album.

"Kita udah dari 10 tahun lalu ngeband bareng, tapi baru bisa bikin album ya sekarang. Karena memang semakin tua kesibukan bukannya makin berkurang, malah bertambah. Jadinya agak susah untuk bisa ketemu setiap hari di studio," papar Ikang.

Bersama Ekki dan Gilang di BIL Project, Ikang berhasil merilis single berjudul Hancur Hatiku. Melalui lagu tersebut, Ikang kembali menyuguhkan nuansa musik rock ala tahun 1980-an.

"Tiga Ipar Berbahasa Perancis Haque Bersatu dalam BIL Project (the Brother in Law)"

Senin, 27 Juni 2011

Inspirasi dari Perjalanan bersama LP3I Makassar: Marissa Haque & Ikang Fawzi

Tribun Timur - Jumat, 11 Maret 2011 00:18 WITA

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - 

Sumber: http://makassar.tribunnews.com/2011/03/11/ikang-fawzi-bikin-buku-properti-dan-hiburan

Penyanyi rock Ikang Fawzi mengaku sedang menggarap buku Propertitainment yaitu tentang properti dan entertainment, sesuai dengan usaha yang sedang digelutinya sekarang. Buku ini digarapnya bersama dengan istrinya, Marissa Haque.

"Dalam waktu dekat saya berencana meluncurkan buku tentang proses kreatif Mas Ikang dalam bermusik. Sebelumnya saya menulis buku berjudul Bahasa Kasih tentang pengajaran bahasa Inggris Bagi Tuna Rungu dan Aminah tentang anak-anak dan lingkungan hidup," ungkap Marissa yang juga pernah mencalonkan diri sebagai Gubernur Banten.

Marissa datang ke Makassar sebagai Duta LP3I. Selama di Makassar, Marissa berpromosi tentang LP3I dan tuntutan zaman yang membutuhkan tenaga kerja yang andal. Menemani Marissa, Ikang juga mengunjungi Trans Studio Theme Park.

Dalam kunjungannya ke Trans Studio, Ikang sempat malantunkan dua lagu yang berjudul It's My Life yang dipopulerkan Bon Jovy dan Munajat Cinta yang dipopulerkan The Rock. Ikang juga memiliki hubungan keluarga dengan Ishadi SK, salah satu pengelola Trans Corp.(*)

Penulis : Edi Sumardi
Editor : Amir Pallawarukka

"Ikang Fawzi Bikin Buku Properti dan Hiburan: Tribun Timur Makassar (dalam Marissa Haque)"

Rabu, 15 Juni 2011

LP3I Berbagi Kompetensi Terkait Human Capital: Marissa Haque & Ikang Fawzi

LP3I Membangun Human Capital Indonesia Berkelanjutan
Oleh: Hj. Marissa Haque Fawzi
I. Pendidikan Indonesia
Bagi sebagian besar penduduk Indonesia, pendidikan masih dianggap sebagai barang langka nan mahal. Bahkan sebagian lainnya lagi menyatakan, kalau pendidikan itu tidak perlu karena dianggap sebagai semacam cost centre bukan investasi. Dana minim yang tersedia dianggap lebih bermanfaat bila dipakai untuk beberapa kebutuhan primer namun konsumtif. Seandainyapun dana pendidikan tersedia, maka pilihan pendidikan bagi anak-anak mereka adalah yang bersifat menaikkan gengsi semata semisal S1 umum. Dengan catatan bilamana pernikahan anak-anak mereka kelak dilaksanakan, dalam undangan pernikahan sudah tercantum gelar akademisnya. Sejujurnya, cara berfikir bahwa pendidikan adalah semata biaya keluar, serta menjadi sarjana S1 semata sudah dianggap cukup untuk menjawab tantangan zaman merupakan sebuah kekeliruan latent dan massif. Karena terbukti disaat sebuah lowongan pekerjaan dibuka, berduyun-duyun bahkan saling bertumpukan ‘manusia sarjana S1 Indonesia’ dengan map berisi photo copy ijazah S1 mereka, masih harus bertarung menjadi pemenang dalam hal mendapatkan pekerjaan yang diharapkan. Padahal pola pendidikan S1 pada umumnya di Indonesia, tidak mengedapankan kecakapan tertentu bagi para lulusannya untuk langsung siap kerja.

II. Ledakan Penduduk
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional atau BKKBN menyatakan bahwa ledakan penduduk mengancam Indonesia jika grand design atau desain induk kependudukan tidak segera dibuat. Kepala BKKBN Sugiri Syarif pada acara Rapat Kerja Nasional Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana di Kantor Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Jakarta mengatakan bahwa berdasarkan hasil sensus 2010 penduduk Indonesia bertambah 32,5 juta jiwa dan rata-rata pertumbuhan 1,49 persen. Artinya apabila laju pertambahan penduduk masih 1,49 persen saja maka jumlah penduduk Indonesia pda tahun 2045 kelak akan menjadi sekitar 450 juta jiwa. Hal ini berarti satu dari 20 penduduk dunia adalah orang Indonesia. Dengan bertambahnya jumlah penduduk, secara otomatis akan menjadi beban pemerintah dalam menyediakan anggaran untuk: (1) kesehatan; (2) pendidikan; (3) pangan; (4) sandang; (5) papan, dan lain sebagainya yang dapat terkait dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Ledakan penduduk ini juga berarti persaingan untuk mendapatkan pekerjaan semakin ketat dan tajam. Hanya mereka yang memiliki akses kepada pendidikan tertentu sajalah yan mampu memenangkan persaingan sehingga mampu mencukupi kebutuhan primer maupun sekunder mereka. Namun sayangnya system pendidikan di tanah air belum semuanya mampu menjawab tantangan zaman tersebut.

III. Pengangguran yang Sarjana
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk: (1) orang yang sama sekali tidak bekerja; (2) sedang mencari kerja; (3) bekerja kurang dari dua hari selama seminggu; atau (4) seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.

Menurut kompas.com[1], Pengangguran di Indonesia kini mencapai 8,59 juta orang atau 7,41 persen dari total angkatan kerja di Indonesia yaitu sebanyak 116 juta orang. Sementara target pertumbuhan ekonomi yang hanya sebesar 5,5 persen dinilai tidak cukup untuk menyerap tenaga kerja di usia produktif. Dalam seminar “Economic Outlook 2010″ lalu, dinyatakan bahwa anggaran belanja negara yang kurang dalam peningkatan infrastruktur, jelas tidak dapat menekan angka pengangguran. T erutama dengan pertumbuhan ekonomi yang hanya sebesar 5 persen. Indonesia membutuhkan petumbuhan setidaknya 7,3 persen per tahun untuk mengurangi angka pengangguran. Pertumbuhan itu bisa dicapai kalau laju inflasi berkisar 4 hingga 6 persen. Suku bunga Indonesia pun setidaknya berada di angka 5-7 persen dan nilai tukar rupiah Rp 9.500-Rp 10.500 per 1 $ US.

Sementara BPS merasa perlu melengkapi dengan data kelompok masyarakat yang setengah pengangguran[2], yaitu mereka yang merupakan bagian dari angkatan kerja yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu). Kelompok masyarakat setengah pengangguran dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
(1) Setengah Penganggur Terpaksa
Adalah mereka yang bekerja dibawah jam kerja normal, namun masih mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan lain;

(2) Setengah Penganggur Sukarela
Adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain, misalnya tenaga ahli yang gajinya sangat besar.

Dengan masih tingginya angka pengangguran tersebut di Indonesia, LP3I melihat ada yang masih harus dikoreksi dari sitem ajar-mengajar di tanah air. Karenanya LP3I menawarkan satu terobosan system agar masyarakat muda Indonesia mampu menjawab tantangan zaman.

IV. Paradigm Shift dari LP3I
Peningkatan daya saing bangsa Indonesia kedepannya adalah hal yang inevitable/tidak dapat dihindari. Setelah mendapatkan izin dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, LP3I mengusung formula pendidikan baru dengan mengubah kurikulum. Bila sebelumnya konsep standar minimum kelulusan adalah: (1) kognisi; (2) afeksi; dan (3) psiko-motorik/konasi. Maka LP3I melakukan langkah terpuji dengan melakukan paradigm shift berupa: (1) psiko-motorik/konasi; (2) afeksi, lulus menjadi D3 dengan gelar Ahli Madya (AMD), lalu mendapatkan kesempatan kerja pada strata middle management di berbagai kantor yang telah menjadi mitra LP3I selama ini. Kemudian dengan uang mereka para lulusan ini sendiri—bahkan beberapa perusahaan memberikan beasiswa langsung kepada mereka—untuk melanjutkan kuliah hingga S1 dan mendapatkan berbagai macam teori untuk perkembangan kognisi/intelektual sesuai jurusan mereka. Sehingga pola sjar-mengajar yang ditawarkan oleh LP3I berupa: (1) psiko-motorik/konasi; (2) afeksi; dan baru (3) kognisi.

V. Lulusan LP3I Unggul
Diantara kerumunan para sarjana S1 ketika mencari kerja, tanpak sekali perbedaannya terutama ketika mereka harus memperlihatkan CV (curriculum vitae). Dimana pada umumnya para fresh graduate pengalaman kerja kosong-melompong, para sarjana lulusan LP3I sudah dipenuhi dengan berbagai jam terbang diperusaahan tempat mereka bekerja sebagaimana yang telah dijanjikan akan disalurkan oleh LP3I.

LP3I memahami betul kebutuhan masyarakat luas, bahwa mereka mengirimkan anaknya kuliah dengan harapan setelah lulus langsung bekerja. Kesadaran inilah yang membuat LP3I secara berkelanjutan memacu program development-nya untuk membaca kebutuhan spesifik industry-bisnis stratejik diwilayah sekitar kampus LP3I berada/didirikan. LP3I mengukir prestasi terkait dengan customer satisfaction melalui CRM (customer realtion management) salah satunya melalui kemampuan afeksi para lulusannya. Budaya servis yang selama ini terasa masih kurang pada masyarakat Indonesia, dikedepankan oleh LP3I. Para lulusan LP3I memiliki ciri wajah riang penuh senyum serta lincah-tanggap dalam menjalankan tugas-fungsi-kewenangan pada strata middle management dikantor mereka masing-masing.

LP3I Langsa, Aceh Timur dalam Kenangan Perjalanan: Marissa Haque & Ikang Fawzi

LP3I Langsa, Aceh Timur dalam Kenangan Perjalanan: 
Marissa Haque & Ikang Fawzi

LP3I Tanggap Korban Merapi di Yogyakarta: Marissa Haque Fawzi

Marissa Haque. (Foto: Johan Sompotan/Okezone)
Marissa Haque. (Foto: Johan Sompotan/Okezone)

JAKARTA - Sebagai Duta Pendidikan di Lembaga Pendidikan LP3I, Marissa Haque mengajak mahasiswa untuk ikut menggalang dana bantuan bagi korban bencana alam.

“Saat ini seluruh mahasiswa dari LP3I sedang menggalang dana yang diberi nama gerakan 5000 untuk sumbangan letusan gunung Merapi,” ungkap istri Ikang Fawzi saat berbincang dengan Okezone via telepon, Senin (1/11/2010).

Marissa mengatakan letusan gunung, menyebabkan warga yang tinggal di daerah lereng Merapi harus mengungsi ke daerah yang aman. Hal ini menggugah Marissa untuk memberikan bantuan kepada pengungsi, baik yang ada di Yogyakarta, Klaten, Magelang, maupun Boyolali.

Tak hanya itu, Marissa juga memiliki banyak kerabat dan teman-teman di Yogyakarta. Sekadar informasi, Marissa dan suaminya sedang menempuh pendidikan di Universita Gajah Mada (UGM).

“Meskipun tidak merasakan menjadi korban dalam bencana, tapi saya bisa merasakan imbas dari tragedi yang menewaskan sejumlah orang itu,” ungkapnya.

Dalam waktu dekat, tambah Marissa, dia akan berangkat menyerahkan bantuan langsung kepada warga korban letusan gunung Merapi di Yogyakarta.

“Saya akan turun langsung menyerahkan sumbangan itu kepada para korban, biar bisa melihat, dan membantu langsung. Karena kalau turun langsung itu, rasanya lebih puas,” pungkas Marissa.

Penggalangan dana ini dihimpun dari 20 ribu mahasiswa LP3I di seluruh Indonesia. Diharapkan, masing-masing mahasiswa memberikan donasi minimal Rp5000, sehingga diharapkan dalam beberapa hari dapat terkumpul donasi berjumlah Rp100 juta.(nov)

Sumber: http://celebrity.okezone.com/read/2010/11/02/33/388911/marissa-haque-ajak-mahasiswa-galang-dana-bencana

Daftar Blog Saya

Leadership LP3I Terimplementasi dalam Keluarga Kami

Leadership LP3I Terimplementasi dalam Keluarga Kami
Leadership LP3I Terimplementasi dalam Keluarga Kami

Islam dan Pendidikan dalam Basis Iman Keluarga Ikang Fawzi

Islam dan Pendidikan dalam Basis Iman Keluarga Ikang Fawzi
Besama Keluarga Besar LP3I, Basis Iman Islam dan Pendidikan Kami Menjadi Lebih Solid